Kriopreservasi – Memastikan viabilitas sel saat membekukan kultur sel
Kriopreservasi – Memastikan viabilitas sel saat membekukan kultur sel
Memastikan kontrol penuh sangat penting saat Anda bekerja dengan kultur sel. Kultur sel yang layak adalah sumber daya yang berharga dan membekukannya dapat memastikan mereka diawetkan untuk penggunaan di masa mendatang. Namun tugas pembekuan kultur sel (cryopreservation) dapat memiliki tantangan tersendiri.
Mari kita lihat lebih dekat rintangan ini dan bagaimana kita bisa mengatasinya, untuk memastikan viabilitas sel selama kriopreservasi.
Apa pertimbangan utama untuk kriopreservasi?
Selama kriopreservasi, bahan dan peralatan yang Anda gunakan adalah kunci keberhasilan pembekuan sel dengan aman. Tidak hanya untuk memastikan integritas proses tetap terjaga tetapi juga implikasi biaya dan waktu.
Cara standar untuk kriopreservasi kultur sel menggunakan nitrogen cair, namun bekerja pada suhu nitrogen cair (-196 derajat ) dapat menyebabkan masalah. Jika sel Anda membeku terlalu cepat, hal itu dapat menyebabkan pembentukan kristal es, menyebabkan kerusakan membran dan kematian sel. Penggunaan agen cryoprotective, seperti dimethyl sulfoxide (DMSO) biasanya digunakan untuk mengurangi titik beku dan memungkinkan laju pendinginan yang lebih lambat.
Menemukan wadah kriopreservasi yang melindungi sel Anda
Dengan mempertimbangkan risiko ini, penting untuk menemukan solusi penahanan yang kompatibel secara kimiawi dan fleksibel pada suhu yang digunakan selama kriopreservasi.
Kantong bioproses sekali pakai adalah solusi penahanan yang digunakan secara universal di sebagian besar aplikasi bio. Mereka memberikan biokompatibilitas yang luar biasa, kompatibilitas kimia, sifat penghalang dan kekuatan. Dengan kemampuan untuk disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan spesifik proses Anda, menawarkan fleksibilitas dari awal hingga akhir.
Bisakah kita mengadopsi pendekatan tepercaya ini dengan aman untuk memenuhi kebutuhan kriopreservasi?